Financial Risk Manager (FRM)
Description:
Pos oleh :
IMAGAMA
Certified Financial Planner (CFP)
Description:
Job Description:
Job Description:
- Maintain and reconcile monthly accruals
- Ensure proper cut off, timely balance sheet item reconciliation
- Conduct bank reconciliation activities
- Perform other duties assigned by management
- Review GL transactions for proper posting of transactions
- Preparation of financial analysis
Job Description:
Finance System Analyst in Corporate Technology is the enabler for optimized and integrated financial processes for all Traveloka’s key business functions. You will work closely with both product and finance operations team to:
Job Description:
- Assist in planning, coordinationg, and evaluating Tokopedia well-being ecosystem programs
- Develop campaign content and strategy for Nakama well-being & recognition and appreciation programs
- Assist in developing Nakama experience programs
Job Description:
- You will be assigned to a specific industry/portofolio where you are in charge of understanding and keeping up with the current trends and players in the industry.
- Creating training materials for our member/portofolio like Business Development, Marketing, Financing
- Conduct market and industry research and build research reports to be presented to Gear Up’s Internal Team.
Job Description:
- Make program audits.
- Carry out inspections in accordance with the scope and objectives of the SPP.
- Report inspection progress periodically.
- Follow up on the implementation of the action plan/commitment to improving audit results.
- Studying business processes to define inspection areas.
Job Description:
- Assist tax specialists in preparing accurate withholding calculation.
- Do research updates related to laws and fiscal that may directly or indirectly affect the company.
- Do the research and portray liabilities and requirements for tax payment.
- Maintaining tax-related documents of the company.
G20 (Group of 20) merupakan forum kerjasama multilateral ekonomi terbesar di dunia yang merepresentasikan 20 negara dengan perekonomian terkuat dan mencakup 80% PDB dunia. Pada tahun 2022, Indonesia diberi kehormatan untuk memegang presidensi G20 yang akan diselenggarakan pada bulan November 2022 di Pulau Bali. Berbagai macam hal menjadi sorotan dan bahasan pada forum ini salah satunya, yaitu restrukturisasi sistem perpajakan dunia yang kurang transparan dan membutuhkan pembenahan. Menteri Keuangan Indonesia, Sri Mulyani mengatakan bahwa aturan perpajakan internasional perlu diubah di tengah pertumbuhan digitalisasi dan pandemi Covid-19. Melalui G20, negara-negara berkembang dapat didorong untuk mengimplementasikan standar perpajakan internasional dan meminimalisir minimnya ruang fiskal di banyak negara.
Pada Februari 2022, menteri keuangan Indonesia bersama gubernur bank sentral G20 melakukan pertemuan untuk menyepakati 2 pilar perpajakan internasional yang akan diimplementasikan pada tahun 2023 guna meminimalisir hilangnya potensi pajak akibat digitalisasi, penghindaran pajak (tax avoidance), dan penggelapan pajak (tax evasion). Pilar perpajakan internasional yang pertama menyinggung terkait prinsip perpajakan bagi sektor digital, sedangkan pilar perpajakan internasional yang kedua menyinggung terkait penerapan pajak minimum global bagi perusahaan multinasional atau Global Anti Base Erosion (Globe). Indonesia sebagai pemegang presidensi G20 tahun 2022 perlu melakukan implementasi sistem keuangan dunia yang bertumbuh dan berkelanjutan, terutama di negara berkembang. Lantas, bagaimana peran Indonesia untuk mengatasi berbagai permasalahan fiskal dalam ruang internasional?