Bahan Bakar Minyak (BBM) menjadi sektor yang sangat esensial dalam kehidupan sehari-hari. Dikutip dari Badan Pusat Statistik (BPS), konsumsi BBM masyarakat Indonesia tembus Rp1,2 triliun setiap harinya. Menteri ESDM Arifin Tasfir menyebut setiap harinya masyarakat menghabiskan BBM 800.000 barel. Salah satu jenis BBM yang banyak digunakan oleh masyarakat yaitu Pertalite dan Pertamax, tetapi masyarakat dikejutkan dengan melonjaknya harga Pertalite yang mencapai angka Rp10.000/lieter, dimana sebelumnya hanya berkisar Rp7.650/liter. Begitu juga dengan Pertamax yang naik ke angka Rp14.500, dimana sebelumnya berada di angka Rp12.500.
Kenaikan harga BBM ini dipicu oleh semakin besarnya beban subsidi dan ketidaktepatan sasaran pemberian subsidi BBM yang perlu dilakukan peninjauan ulang dalam pelaksanaannya. Dampak yang dirasakan oleh sosial masyarakat yaitu meningkatkan angka pengangguran dan kemiskinan. Hal ini terjadi karena perusahaan berusaha untuk mempertimbangkan efisiensi produksi dan pilihan yang diambil perusahaan yaitu menghentikan proses perekrutan hingga Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Dampak juga dirasakan oleh pertumbuhan ekonomi Indonesia, dimana diprediksi bahwa tingkat inflasi akan naik sebesar 6%, tarif angkutan darat yang akan naik sekitar 15%, serta dapat memicu terjadinya stagflasi.
Seperti Ratu Lebah, minyak juga memegang mahkota komoditas perekonomian di berbagai negara, salah satunya Indonesia. Hal ini terjadi karena minyak menjadi sektor esensial yang digunakan dalam aspek dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari produksi plastik, bahan bakar kendaraan, hingga pengaspalan. Pentingnya peran minyak menjadikan minyak sebagai salah satu kekuatan ekonomi dan perubahan harga minyak diawasi ketat oleh pemerintah, perusahaan, investor, dan masyarakat umum.
Lalu siapakah 3 negara teratas yang turut andil memegang mahkota komoditas ini?
- Algeria dengan produksi minyak 1,348,361 barel/hari
- Angola dengan produksi minyak 1,769,615 barel/hari
- Republik Kongo dengan produksi minyak 210,820 barel/hari
Negara-negara ini tergabung dalam satu organisasi bernama OPEC. Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) adalah organisasi dengan misi mengkoordinasikan dan menyatukan kebijakan perminyakan Negara-negara Anggotanya dan memastikan stabilitas pasar minyak untuk mengamankan pasokan minyak yang efisien, ekonomis dan teratur. minyak bumi kepada konsumen, pendapatan tetap bagi produsen dan pengembalian modal yang adil bagi mereka yang berinvestasi di industri minyak bumi.
ICP adalah harga patokan minyak mentah Indonesia yang digunakan dalam penghitungan bagi hasil dalam Kontrak Kerja Sama dan dasar perhitungan penjualan minyak mentah bagian Pemerintah yang berasal dari pelaksanaan Kontrak Kerja Sama Minyak dan Gas Bumi.
ICP dari setiap jenis minyak mentah utama Indonesia dihitung dari rata-rata harga minyak mentah utama Indonesia yang dipublikasikan di publikasi Internasional. ICP jenis minyak lainnya (48 jenis minyak dengan harga yang berbeda, tergantung kualitasnya) ditentukan berdasarkan nilai dari minyak tersebut relatif terhadap 8 jenis minyak mentah utama Indonesia atau produk turunannya dengan indeks tertentu.
Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati mengatakan semenjak menyampaikan tambahan subsidi dan kompensasi untuk BBM dan listrik kepada DPR, harga minyak mentah dan ICP tidak kunjung turun, justru menunjukkan tren yang semakin meningkat. Melihat outlook harga minyak sampai dengan akhir tahun yang diterbitkan oleh EIA menunjukkan harga minyak di US$104,8/barel dan berdasarkan forecast konsensus harga minyak bahkan mencapai US$105. Kenaikan harga minyak dunia turut mempengaruhi APBN. Beban subsidi, khususnya BBM juga akan meningkat dan bisa melebihi asumsi APBN 2022. Sri Mulyani Indrawati selaku Menteri Keuangan menjelaskan bahwa salah satu penyebab utama kenaikan harga BBM di Indonesia adalah anggaran subsidi dan kompensasi yang membengkak. Sehingga, diharapkan upaya ini mampu menambah kekuatan APBN dan mengendalikan penyaluran BBM subsidi yang sudah terlalu besar.
Pemerintah rupanya telah menaikkan anggaran subsidi dan kompensasi sebesar tiga kali lipat dari anggaran APBN 2022, yang semula Rp170 triliun melonjak menjadi Rp502 triliun dengan kemungkinan akan terus meningkat hingga Rp698 triliun. Akumulasi ini didukung dari data lapangan terhadap alokasi volume BBM subsidi jenis Pertalite dan Solar yang diperkirakan dapat melebihi target APBN tahun ini.
Sementara itu, penyaluran subsidi BBM yang telah berlangsung selama ini dinilai tidak tepat sasaran, dengan menyebutkan bahwa 80% pengguna subsidi adalah kendaraan pribadi dan orang mampu. Berdasar pada fakta itu, pemerintah kemudian mengambil langkah inisiatif untuk melakukan penyesuaian dan normalisasi, dengan mengalihkan subsidi BBM menjadi bantuan langsung tunai (BLT) yang akan diberikan langsung kepada masyarakat kurang mampu.
Sejak 1990-an produksi minyak mentah Indonesia mengalami tren penurunan yang cukup stabil. Meskipun terdapat potensi sumber daya alam yang melimpah, kurangnya eksplorasi dan investasi di sektor ini mengakibatkan pemanfaatan dan pengolahan yang tidak optimal. Nyatanya, pemerintah seringkali gagal mencapai target produksi minyak yang ditetapkan pemerintah setiap awal tahun. Saat ini, total kilang minyak Indonesia memiliki kapasitas gabungan yang kira-kira sama dengan satu dekade lalu, menunjukkan bahwa kemajuan produksi minyak masih terbatas, sehingga saat ini Indonesia perlu mengimpor minyak untuk memenuhi permintaan domestik.
Penurunan produksi minyak Indonesia yang dibarengi dengan peningkatan permintaan domestik membuat Indonesia menjadi net importir minyak sejak tahun 2004 dan seterusnya, yang berarti harus mengundurkan diri dan menghentikan keanggotaan jangka panjangnya (1962-2008) di OPEC.
Kedua tabel ini menunjukkan penurunan produksi minyak Indonesia selama dekade terakhir. Tabel ini dibagi dalam dua angka produksi; satu diambil dari perusahaan minyak dan gas multinasional BP Global (di mana angka-angka tersebut merupakan minyak mentah, minyak serpih, pasir minyak dan cairan gas alam), dan angka-angka lainnya diambil dari regulator minyak dan gas negara Indonesia SKKMigas (angka-angka ini merupakan minyak mentah dan kondensat).
Minimnya eksplorasi dan investasi lain di sektor ini yang mengakibatkan turunnya produksi minyak Indonesia disebabkan oleh lemahnya manajemen pemerintah, birokrasi, kerangka regulasi yang tidak jelas dan ketidakpastian hukum mengenai kontrak. Hal ini menciptakan iklim investasi yang tidak menarik bagi investor, terutama jika melibatkan investasi jangka panjang yang mahal.
Sebaliknya, konsumsi minyak Indonesia menunjukkan tren peningkatan yang stabil. Karena pertumbuhan populasi, kelas menengah yang berkembang dan ekonomi yang berkembang, permintaan bahan bakar terus meningkat. Karena produksi dalam negeri tidak dapat memenuhi permintaan dalam negeri, Indonesia mengimpor sekitar 350.000 bph dan 500.000 barel bahan bakar per hari dari beberapa negara.
Cadangan minyak terbukti di seluruh negeri, bagaimanapun, telah turun dengan cepat menurut publikasi perusahaan minyak BP. Pada tahun 1991 Indonesia memiliki 5,9 miliar barel cadangan minyak terbukti tetapi jumlah ini telah menurun menjadi 3,7 pada akhir tahun 2014. Sekitar 60 persen dari potensi ladang minyak baru Indonesia terletak di perairan dalam lepas pantai yang membutuhkan teknologi canggih dan investasi modal yang besar untuk memulai produksi.
Salah satu kebijakan pemerintah Indonesia yang banyak dikritik adalah kebijakan subsidi bahan bakar selama satu dekade yang – sebagian besar – disubsidi oleh APBN. Meskipun kebijakan ini ditujukan untuk mendukung segmen masyarakat Indonesia yang lebih miskin, namun sebagian besar segmen yang lebih kaya (termasuk kelas menengah) yang paling diuntungkan dari BBM bersubsidi. Selain itu, kebijakan tersebut menyebabkan peningkatan yang signifikan dalam permintaan bahan bakar, sehingga memberikan tekanan serius pada defisit anggaran pemerintah (bahkan menyiratkan bahwa anggaran negara sangat terkait dengan harga minyak yang bergejolak). Alokasi ekstra untuk memenuhi permintaan bahan bakar bersubsidi yang meningkat dilakukan setiap tahun, sementara harga bahan bakar yang rendah secara artifisial menyebabkan distorsi pasar. Pengurangan penghapusan subsidi BBM merupakan isu yang sangat sensitif di Indonesia karena menyebabkan demonstrasi massal di seluruh negeri (mengimplikasikan risiko politik bagi elit penguasa).
Berikut adalah respon masyarakat menanggapi kenaikan harga BBM.
1. Dosen dan pengamat
Dosen FEB UI Berly Martawardaya berpandangan bahwa penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM) sangat penting untuk bisa kembali menyeimbangkan seluruh fungsi utama APBN.
Direktur Riset Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) ini juga menilai bahwa fungsi APBN ini tidak tepat sasaran, dimana ditemukan fakta justru lebih banyak masyarakat kelas atas yang menikmati subsidi BBM. Pentingnya menjaga keberimbangan antara ketiga fungsi utama dari APBN, yakni stabilisasi, distribusi dan alokasi adalah supaya anggaran negara terus cukup untuk mengawal agenda pemulihan ekonomi.
Sementara itu, pengamat ekonomi Universitas Jember (Unej) Adhitya Wardhono PhD mengatakan bahwa kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dapat berdampak pada laju inflasi yang harus diwaspadai semua pihak. Kenaikan harga BBM di tengah naiknya suku bunga Bank Indonesia (BI) 3,75 persen akan mempengaruhi kinerja ekonomi dan berimbas lebih besar dari pengetatan moneter yang dilakukan oleh BI.o
2. Komunitas buruh
Kelompok buruh dari Asosiasi Serikat Pekerja Indonesia (Aspek Indonesia) mengirim surat ke sembilan partai politik di DPR RI. Isinya mendesak wakil rakyat membatalkan kenaikan harga BBM Subsidi. Mereka risau dengan dampak yang terjadi dari peningkatan harga BBM ini, seperti kenaikan bahan pokok dan kemungkinan akan terjadi PHK.
3. Mahasiswa
Mahasiswa mengecam keras adanya kenaikan harga BBM ini. Mahasiswa menyatakan bahwa kenaikan harga BBM di tengah keterpurukan ekonomi masyarakat tidak dapat dibenarkan dengan alasan apapun. Mereka melaksanakan aksi protes dan unjuk rasa berupa tulisan artikel, poster, hingga demo sebagai bentuk ketidaksetujuan dengan keputusan pemerintah.
Referensi:
https://www.cnbcindonesia.com/news/20220207150803-4-313480/minyak-icp-januari-meroket-ke-us–8589-barel-ini-pemicunya
https://www.esdm.go.id/id/media-center/arsip-berita/-icp-juni-2021-naik-jadi-us-7023-per-barel
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6275485/bbm-naik-apa-dampaknya-bagi-masyarakat-menengah-ke-bawah-ini-kata-dosen-um
https://nasional.kontan.co.id/news/5-dampak-dari-kenaikan-harga-bbm-yang-bakal-dirasakan-langsung-masyarakat
https://www.opec.org/opec_web/en/about_us/23.htm