Disunting oleh Intellectual Development Department Imagama
Di dunia akuntansi, kata expense dan cost sudah sangat tidak asing. Kedua kata tersebut selalu ada dan penting untuk diketahui baik dalam laporan keuangan korporasi, lembaga, maupun negara. Sebenarnya, apa makna dari kata cost dan expense? Apakah benar cost diartikan biaya dan expense diartikan beban? Apakah keduanya memiliki makna yang sama? Lalu, bagaimana penerapannya dalam dunia akuntansi?
Expense merupakan beban?
Dalam buku Intermediate Accounting 15th Edition oleh Donald E. Kieso, expense memiliki pengertian penggunaan lain dari aset atau jaminan utang dalam periode tertentu untuk mengirimkan, memproduksi barang, pemberian pelayanan atau lain sebagainya yang berkaitan dengan operasi utama perusahaan yang sedang berlangsung. Sementara itu menurut Suwardjono (1992), expense adalah jasa atau manfaat suatu sumber ekonomi yang telah digunakan dalam rangka menciptakan pendapatan yang merupakan tujuan setiap unit usaha.
Lalu bagaimana dengan beban?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), beban mengacu akan suatu barang. Akan tetapi, fokusnya beban adalah ke bentuk fisiknya bukan terhadap nilai ekonomisnya. Dengan begitu, secara akuntansi expense dan beban merupakan dua kata yang memiliki makna berbeda. Meskipun begitu, kata ‘beban’ tetap sering didengar di dunia akuntansi. Hal tersebut karena dalam laporan laba-rugi semua biaya dibebankan atau didebit (charged) guna ditandingkan dengan akun pendapatan.
Bila ternyata expense tidak sama dengan beban, lalu bagaimana?
Expense lebih tepat dipadankan dengan kata biaya. Hal itu karena pengertian biaya secara semantik dalam bahasa Indonesia sebagaimana yang diungkapkan oleh Prof. Suwardjono (1992) adalah sebagai pengurang, sesuatu yang negatif, atau sesuatu yang harus dikorbankan untuk memperoleh tujuan akhir. Salah satu contohnya adalah apabila terdapat sebuah perusahaan yang beroperasi dengan tujuan akhir berupa pendapatan sehingga untuk memperolehnya perlu pengorbanan-pengorbanan yang disebut biaya.
Lalu bagaimana dengan kata cost yang sering dipadankan dengan kata biaya (expense)?
Sprouse dan Moonits (1962) mendefinisi pengertian cost dan expense sebagai berikut
“Cost is a foregoing, a sacrifi ce made to secure benefit, and is measured by an exchange price. Expense is the decrease in net assets as a result of the use of eco-nomic services in the creation of revenues or the imposition of taxes by govern- mental unit”
Pengertian cost di atas sama seperti dari text-book (Cost Accounting a Managerial Emphasis 15th Edition by Horngren, Datar, and Rajan) yang menyebut “cost is a resource sacrificed or forgone to achieve a specific objective”. Dari berbagai pengertian tersebut, tidak ditemukan kata untuk mendapatkan pendapatan dalam berbagai pengertian cost di atas. Oleh karena itu, mengartikan bahwa cost dan expense itu jelas tidak sama artinya. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada tabel berikut.
Dalam praktiknya, cost sendiri akan menjadi expense (biaya) sewaktu cost tersebut telah digunakan. Contoh kasus, sejumlah kas yang digunakan untuk memperoleh bahan mentah dan bahan mentah itu belum digunakan oleh perusahaan. Apakah kita menyebutnya sebagai biaya bahan mentah? Padahal bahan mentah itu sendiri belum digunakan sehingga belum bisa disebut sebagai biaya dan masih disebut sebagai aset juga (kos bahan mentah). Sehingga cost ini sejatinya ialah hanya pertukaran dari aset yang satu ke aset lainnya dan apabila aset yang ditukarkan itu telah digunakan atau dikeluarkan guna memperoleh pendapatan, barulah aset tersebut berubah menjadi biaya. Selain itu, bisa juga dilihat dari pengaruhnya di laporan keuangan, apabila hanya berpengaruh pada sediaan dan atau aset lain di dalam neraca maka itulah yang disebut cost. Bilamana pengaruhnya di laporan laba rugi seperti cost of goods sold, atau biaya-biaya lainnya itulah yang disebut sebagai expense.
Sampai saat ini belum ada kata baku sebagai padanan kata cost itu sendiri. Namun Prof. Suwardjono sangat mendukung dan memakai kembali kata ‘kos’ sebagai padanan kata cost sebagaimana yang pernah dipakai sebelumnya oleh IAI tahun 1984 dalam buku Norma Pemeriksaaan Akuntan. Kalau post saja bisa disama-artikan dengan kata pos, mengapa tidak dengan cost? (bukan kos-kosan ☺)
Referensi:
Horngren, Charles T., Datar, Srikant M. & Rajan, Madhav V. (2015). Cost Accounting A Managerial Emphasis. England: Pearson Education Limited.
Kieso, Donald E., Weygant, Jerry J. & Warfield, Terry D. (2014). Intermediate Accounting IFRS Edition, 2nd Ed. China: WileyPlus
Suwardjono. (1992) What Does Cost Really Mean?. [Online] Available from http://suwardjono.staff.ugm.ac.id/buku/teori-akuntansi/66-lampiran1.html [accessed: 21/07/2017]