Universitas Gadjah Mada Ikatan Mahasiswa Akuntansi Gadjah Mada
Accounting Students Association of Gadjah Mada
  • Home
  • About Us
    • IMAGAMA
      • Brief History
      • Vision, Mission, and Function
      • Values and Culture
      • Board of Director
      • Organizational Structure
    • Bureaus
      • Human Resource
      • Media & Information System
      • Finance & Administration
    • Departments
      • Career Preparation
      • External Affairs
      • Intellectual Development
      • Organizational Affinity and Service
      • Sport, Art, & Society
  • IDE Corner
    • IDE Times (Article)
    • AQUIFER (Facts & Quiz)
    • ISC & Test Bank
    • Inspiring Stories
  • Opportunities
    • Competitions
    • Scholarships
    • Internship & Career
    • Seminar & Trainings
    • Our Events
  • Contact Us
  • Beranda
  • AQUIFER (Facts & Quiz)
  • IFRS vs GAAP, Serupa Tapi Tak Sama

IFRS vs GAAP, Serupa Tapi Tak Sama

  • AQUIFER (Facts & Quiz)
  • 28 May 2025, 10.46
  • Oleh: IMAGAMA
  • 0

Author: Muhammad Adiyaksa & Theresya Hia

Tau gak sih ternyata di dunia ini terdapat dua standar akuntansi yang diakui? Yaps, itulah IFRS dan GAAP. Dua standar akuntansi ini mengatur tata cara menyusun informasi keuangan secara sistematis dan komprehensif, loh. Namun, terdapat perbedaan di antara kedua standar akuntansi tersebut dalam pelaksanaannya. Mau tahu apa saja perbedaannya? Yuk kita ulik bersama mengenai IFRS dan GAAP dalam penjelasan di bawah ini!

What is IFRS?

International Financial Reporting Standards yang biasa disingkat sebagai IFRS adalah seperangkat standar akuntansi internasional yang dikeluarkan oleh International Accounting Standards Board (IASB) dan IFRS Foundation. Standar ini dirancang guna menciptakan keseragaman dalam pelaporan keuangan lintas negara. IFRS mengedepankan prinsip-prinsip seperti:

  1. Substance Over Form, prinsip bahwa substansi ekonomi transaksi lebih penting daripada bentuk hukumnya.
  2. Fair Value, pengukuran aset/liabilitas berdasarkan nilai wajar (nilai pasar saat ini).
  3. Transparansi dan Komparabilitas, akuntan perlu memastikan laporan keuangan mudah dipahami dan dibandingkan secara global.

Saat ini, IFRS telah diadopsi di lebih dari 140 negara dan yurisdiksi. Hal ini membuat IFRS menjadi standar akuntansi yang lebih dominan di seluruh negara dan yurisdiksi selain Amerika Serikat yang menggunakan Generally Accepted Accounting Principles (GAAP). Di Indonesia, IFRS diadopsi dalam sebuah standar akuntansi nasional yang memiliki nama Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang diterbitkan oleh Dewan Standar Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK IAI) dan Dewan Standar Syariah Ikatan Akuntansi Indonesia (DSAS IAI). Meskipun SAK belum sepenuhnya mengadopsi IFRS, proses konvergensi terus dilakukan untuk memperkecil kesenjangan antara SAK dan IFRS. Sejak 2016, OJK, IAI, dan IFRS Foundation memperkuat kerja sama untuk percepatan adopsi IFRS di Indonesia. Saat ini, SAK terbagi menjadi:

  1. Tier 1: SAK Umum, diterapkan oleh perusahaan terbuka dan entitas dengan akuntabilitas publik signifikan.
  2. Tier 2: SAK Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP), digunakan oleh entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan.

Seiring dengan meningkatnya perhatian terhadap isu lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG), serta kebutuhan akan transparansi yang lebih besar dalam pelaporan keuangan, IASB terus memperbaharui standar untuk menanggapi isu terkini, seperti:

  1. Sustainability Reporting: Integrasi ESG (Environmental, Social, Governance) ke dalam IFRS.
  2. Digital Assets: Pengakuan dan pengukuran aset kripto.

Standar ini dirancang untuk memberikan kerangka kerja yang konsisten bagi perusahaan dalam melaporkan risiko dan peluang terkait keberlanjutan, termasuk emisi gas rumah kaca dan dampak perubahan iklim terhadap operasi bisnis. Beberapa yurisdiksi, seperti Australia dan Inggris, telah mengadopsi kerangka kerja IASB sebagai dasar untuk peraturan pelaporan keberlanjutan mereka. Selain itu, untuk mendukung digitalisasi pelaporan keuangan, IFRS Foundation telah merilis IFRS Accounting Taxonomy 2025. Taksonomi ini memungkinkan penyajian informasi keuangan secara digital, memudahkan investor dan pemangku kepentingan lainnya dalam mengakses dan menganalisis data keuangan. Pembaruan terbaru mencakup standar yang berlaku mulai 1 Januari 2025, termasuk IFRS 18 tentang Penyajian dan Pengungkapan dalam Laporan Keuangan.

What is GAAP?

GAAP atau Generally Accepted Accounting Principles adalah salah satu standar akuntansi yang memuat satu set aturan, persyaratan, dan praktik akuntansi umum yang bertujuan untuk memberikan standar dalam penyusunan klasifikasi, asumsi, dan prosedur akuntansi. Standar akuntansi ini dikeluarkan oleh dua organisasi akuntansi dunia, yaitu Financial Accounting Standards Board (FASB) dan Governmental Accounting Standards Board (GASB) (OJP TFSC, 2021). Saat ini, GAAP diterapkan secara umum oleh berbagai industri yang ada di Amerika Serikat, khususnya industri yang telah menjadi perusahaan publik. 

Tentunya, GAAP memiliki prinsip yang menjadi landasan dalam pelaksanaan penerapan standarnya. Terdapat 10 prinsip yang membentuk kerangka dari GAAP, yaitu (Jain, 2024):

  1. Principle of Regularity, prinsip yang mengharuskan akuntan untuk mematuhi aturan yang terdapat dalam GAAP yang berarti akuntan tidak boleh memilih aturan GAAP mana yang diterapkan hanya karena kemudahannya .
  2. Principle of Consistency, berarti akuntan harus tetap konsisten menggunakan satu teknik akuntansi tertentu dalam menyajikan dan melaporkan informasi keuangan perusahaan agar informasi keuangannya dapat dibandingkan dari waktu ke waktu.
  3. Principle of Sincerity, akuntan harus menyajikan dan melaporkan informasi keuangan perusahaan sesuai dengan kondisi yang sebenarnya.
  4. Principle of Permanence of Method, menyatakan bahwa metode pelaporan keuangan yang digunakan harus selalu sama dalam jangka panjang sehingga dapat dengan mudah dibandingkan antarperusahaan. 
  5. Principle of Non-Compensation, prinsip yang mengutamakan pengungkapan secara lengkap dengan kata lain perusahaan tidak boleh melakukan netting antara akun aset dan kewajiban menjadi aset bersih atau antara akun pendapatan dan beban menjadi pendapatan bersih. 
  6. Principle of Prudence, informasi keuangan yang disajikan harus terhindar dari adanya spekulasi, terutama yang terkait dengan ekspektasi masa depan suatu perusahaan.
  7. Principle of Continuity, prinsip yang menekankan bahwa perusahaan akan tetap beroperasi dalam jangka panjang.
  8. Principle of Periodicity, menyatakan bahwa informasi keuangan harus disajikan dengan cara membaginya ke dalam beberapa periode, seperti bulanan, triwulan, atau tahunan.
  9. Principle of Full Disclosure, prinsip yang menekankan pengungkapan penuh atas semua informasi dalam laporan keuangan sehingga dapat dengan mudah dipahami oleh pembaca.
  10. Principle of Utmost Good Faith, menyatakan bahwa tindakan akuntan dalam menyajikan dan melaporkan informasi keuangan harus mencerminkan prinsip integritas sebagai perwujudan dari perilaku etis.

What’s the difference?

IFRS dan GAAP merupakan dua standar akuntansi dominan yang digunakan secara global dalam mengatur pelaporan keuangan. Keduanya memiliki karakteristik, pendekatan, dan penerapan yang berbeda. IFRS lebih fleksibel dan berfokus pada substansi ekonomi daripada bentuk transaksi tertentu. Sebaliknya, GAAP bersifat rule-based, dengan aturan yang lebih rinci, spesifik, dan sering kali disesuaikan dengan kebutuhan industri tertentu. Perbedaan mendasar ini memengaruhi berbagai aspek pelaporan keuangan, mulai dari pengakuan pendapatan hingga penyajian laporan keuangan, yang dapat berdampak signifikan pada perusahaan, terutama yang beroperasi secara internasional. Selain perbedaan dasar dari keduanya, berikut adalah perbedaan-perbedaan lain antara IFRS dan GAAP:

  • Pengakuan Pendapatan

IFRS menggunakan pendekatan principal-based, artinya pendapatan diakui ketika manfaat ekonomi mengalir ke entitas dan dapat diukur secara andal (IAS 18). Fleksibilitas ini memungkinkan interpretasi yang luas, misalnya dalam kontrak jangka panjang seperti proyek konstruksi yang mengakui pendapatan secara bertahap. Sebaliknya, GAAP (ASC 606) menerapkan aturan lebih rigid dengan panduan spesifik per industri. Misalnya, perusahaan software di AS harus mengikuti kriteria seperti “vendor-specific objective evidence” untuk mengalokasikan pendapatan lisensi, sedangkan ritel memiliki aturan berbeda untuk penjualan konsinyasi. Perbedaan ini dapat menyebabkan variasi signifikan dalam laba bersih yang dilaporkan.

  • Penilaian Inventaris

Metode LIFO (Last In, First Out) menjadi pembeda utama. IFRS melarang LIFO karena dianggap tidak merepresentasikan arus fisik inventaris secara akurat (IAS 2), sementara GAAP memperbolehkannya (ASC 330). Di AS, perusahaan seperti ExxonMobil memanfaatkan LIFO untuk mengurangi pajak di masa inflasi, karena biaya inventaris terbaru (yang lebih tinggi) dicocokkan dengan pendapatan saat ini. Namun, larangan LIFO di IFRS menyebabkan perusahaan multinasional seperti Coca-Cola harus menggunakan metode FIFO atau weighted average di laporan internasional mereka, sehingga nilai inventaris dan laba kotor bisa 10-15% lebih tinggi dibandingkan laporan GAAP.

  • Fleksibilitas Penyajian Laporan Keuangan

IFRS memberikan kebebasan dalam struktur laporan keuangan, asalkan mencakup neraca, laporan laba rugi, dan arus kas (IAS 1). Perusahaan bisa mengelompokkan “biaya pemasaran” dan “biaya administrasi” dalam satu kategori, atau menyajikan aset lancar di bagian atas neraca. Sebaliknya, GAAP (ASC 205) menetapkan format baku. Contohnya, extraordinary items (seperti kerugian bencana alam) yang dulu harus dipisahkan dalam laporan laba rugi GAAP, meskipun aturan ini dihapus pada 2015. Perbedaan struktur ini memengaruhi analisis rasio keuangan seperti likuiditas dan solvabilitas.

  • Aset Tidak Berwujud dan Biaya R&D (Research & Development)

IFRS memperbolehkan kapitalisasi biaya R&D (misalnya, R&D farmasi) jika memenuhi kriteria teknis dan komersial (IAS 38). Perusahaan seperti Novartis bisa saja mengkapitalisasi biaya uji klinis Fase III sehingga meningkatkan nilai aset dan laba. Di GAAP (ASC 730), hampir semua biaya R&D harus dibebankan langsung, kecuali R&D perangkat lunak untuk dijual. Akibatnya, perusahaan teknologi AS seperti Tesla melaporkan laba lebih rendah dibandingkan perusahaan Eropa yang menggunakan IFRS, meski memiliki aktivitas R&D serupa.

  • Akuntansi Sewa (Lease)

Perbedaan mencolok terlihat dalam perlakuan sewa. IFRS 16 mengharuskan semua sewa jangka panjang (kecuali sewa <12 bulan) diakui sebagai aset dan liabilitas. Misalnya, perusahaan penerbangan seperti Airbus harus mencatat pesawat sewa sebagai aset, meningkatkan rasio utang-ekuitas. GAAP (ASC 842) membedakan operating lease (hanya biaya sewa dicatat di laba rugi) dan finance lease (diakui di neraca). Perbedaan ini menyebabkan perusahaan AS seperti Walmart memiliki leverage yang tampak lebih rendah dibandingkan kompetitor Eropa.

  • Instrumen Keuangan dan Penurunan Nilai (Impairment)

IFRS lebih mengutamakan nilai wajar (fair value) untuk instrumen keuangan (IFRS 9), sementara GAAP (ASC 326) menggunakan biaya diamortisasi (amortized cost) untuk instrumen tertentu seperti pinjaman. Selain itu, penurunan nilai aset di IFRS menggunakan model expected loss (kerugian diprediksi sejak awal), sedangkan GAAP menggunakan incurred loss (kerugian diakui setelah terjadi). Misalnya, bank Eropa seperti HSBC bisa jadi mencadangkan kerugian kredit lebih awal dibandingkan bank AS seperti JPMorgan. Hal ini memengaruhi perbandingan profitabilitas.

  • Dampak Global dan Tantangan Konvergensi

Lebih dari 140 negara mengadopsi IFRS, sementara GAAP terutama digunakan di AS. Perbedaan standar ini mengharuskan perusahaan multinasional seperti Microsoft menyusun dua versi laporan keuangan, yang meningkatkan biaya kepatuhan. Investor global juga menghadapi tantangan membandingkan kinerja perusahaan AS (GAAP) dan Eropa (IFRS). Meski FASB dan IASB berupaya menyelaraskan standar (misalnya, dalam pengakuan pendapatan ASC 606/IFRS 15), perbedaan filosofi principles vs rules tetap menjadi hambatan.

What Are Examples of Implementation Differences?

Penerapan IFRS dan GAAP dalam penyusunan informasi keuangan harus didasarkan pada prinsip-prinsip yang mendasarinya sebagaimana telah disebutkan di atas. Prinsip-prinsip tersebut tentunya memiliki perbedaan satu sama lain. Perbedaan dalam implementasi IFRS dan GAAP tergambar dalam contoh berikut:

  1. Di Indonesia yang mengadopsi standar akuntansi IFRS, perusahaan yang mempunyai aset tetap misalkan gedung dapat mengakui dan mencatat peningkatan nilai gedung sebagai penyesuaian yang dilaporkan di dalam balance sheet. Sementara itu, dalam kasus yang sama, perusahaan yang berada di negara dengan pedoman GAAP, seperti Amerika Serikat tidak boleh mengakui dan mencatat peningkatan atas nilai gedung tersebut.
  2. Perusahaan-perusahaan yang ada di Amerika Serikat terbiasa menerapkan LIFO dalam perhitungan persediaan barang dagang karena menerapkan standar akuntansi GAAP. Di sisi lain, perusahaan yang beroperasi di negara dengan pedoman IFRS, termasuk Indonesia, hanya boleh menerapkan salah satu dari dua metode perhitungan persediaan barang dagang, yakni FIFO (First in First Out) atau Weighted/Moving Average.

Nyatanya, perbedaan dari IFRS dan GAAP tidak hanya pada lokasi diterapkannya saja. Penjelasan mengenai IFRS dan GAAP yang telah dijabarkan di atas mengungkapkan bahwa IFRS dan GAAP tidak hanya berbeda dari sisi negara yang menerapkannya saja, tetapi juga hal mendasar lainnya yang berkaitan dengan prinsip dan perlakuan akuntansi terhadap aktivitas yang terjadi pada perusahaan. Jadi, jangan sampai tertukar antara dua standar ini, ya!

 

Daftar Pustaka

Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK IAI). (2015). SAK Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (ETAP). https://iaiglobal.or.id

Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK IAI). (2020). Standar Akuntansi Keuangan (SAK) Umum. https://iaiglobal.or.id

Dewan Standar Syariah Ikatan Akuntan Indonesia (DSAS IAI). (2020). Standar Akuntansi Keuangan Syariah (SAKS). https://iaiglobal.or.id

Epstein, B. J., & Jermakowicz, E. K. (2015). Wiley IFRS: Practical Implementation Guide and Workbook (3rd ed.). Wiley.

Financial Accounting Standards Board (FASB). (1974). ASC 730: Research and Development. https://www.fasb.org

Financial Accounting Standards Board (FASB). (2004). ASC 330: Inventory. https://www.fasb.org

Financial Accounting Standards Board (FASB). (2010). ASC 205: Presentation of Financial Statements. https://www.fasb.org

Financial Accounting Standards Board (FASB). (2014). ASC 606: Revenue from Contracts with Customers. https://www.fasb.org

Financial Accounting Standards Board (FASB). (2016). ASC 326: Financial Instruments – Credit Losses. https://www.fasb.org

IASB & FASB. (2013). Joint Project on Revenue Recognition. https://www.ifrs.org

IFRS Foundation. (2022). Digital Assets: Agenda Paper for the IASB Meeting. https://www.ifrs.org

IFRS Foundation. (2024). IFRS Accounting Taxonomy 2025. https://www.ifrs.org

International Accounting Standards Board (IASB). (1998). IAS 1: Presentation of Financial Statements. https://www.ifrs.org

International Accounting Standards Board (IASB). (2003). IAS 2: Inventories. https://www.ifrs.org

International Accounting Standards Board (IASB). (2004). IAS 38: Intangible Assets. https://www.ifrs.org

International Accounting Standards Board (IASB). (2014). IFRS 9: Financial Instruments. https://www.ifrs.org

International Accounting Standards Board (IASB). (2014). IFRS 15: Revenue from Contracts with Customers. https://www.ifrs.org

International Accounting Standards Board (IASB). (2018). IFRS 16: Leases. https://www.ifrs.org

International Accounting Standards Board (IASB). (2023). Exposure Draft: Sustainability Reporting Standards. https://www.ifrs.org

International Accounting Standards Board (IASB). (2023). IFRS 18: Presentation and Disclosure in Financial Statements. https://www.ifrs.org

Jain, G. (2024). 10 US GAAP Accounting Principles Simplified!. Ledger Labs. https://theledgerlabs.com/gaap-accounting-principles/

Nobes, C., & Parker, R. (2020). Comparative International Accounting (14th ed.). Pearson.

OJP TFSC. (2021). Generally Accepted Accounting Principles (GAAP) Guide Sheet. The Office of Justice Programs Territories Financial Support Center. https://www.ojp.gov/sites/g/files/xyckuh241/files/media/document/GAAP_Guide_Sheet_508.pdf

Leave A Comment Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Recent Posts

  • IFRS vs GAAP, Serupa Tapi Tak Sama
  • Get to Know IFRS 18: Better Information for Better Analysis
  • Tax Avoidance VS Tax Evasion, Bedanya Apa Sih?
  • Mengapa Metode Pencatatan LIFO Dilarang untuk Diterapkan di Indonesia?
  • Lack of Accounting Professionals, More of A Structural Problem?
Universitas Gadjah Mada

Faculty of Economics & Business
Universitas Gadjah Mada
Student Club Lounge, 1st Floor, North Wing
Sosio Humaniora Street, Number 1
Bulaksumur, Yogyakarta, 55281
Indonesia

Email : imagama.feb@ugm.ac.id

   

Your Lifetime Partner,
IMAGAMA

© IMAGAMA FEB UGM 2024

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY

[EN] We use cookies to help our viewer get the best experience on our website. -- [ID] Kami menggunakan cookie untuk membantu pengunjung kami mendapatkan pengalaman terbaik di situs web kami.I Agree / Saya Setuju