Kas merupakan salah satu bagian penting dalam kehidupan sehari-hari. Diambil dari buku Intermediate Accounting (Kieso), kas adalah aset yang paling mudah ditukarkan dan alat pembayaran yang sah untuk menghitung transaksi suatu barang. Kas terdiri dari mata uang, koin dan deposit dana yang tersedia di bank. International Accounting Standard Board (IASB) dan Financial Accounting Standard Board (FASB), kiblat standar akuntansi dunia, mengelompokkan kas sebagai bagian dari aset lancar.
Kas memiliki beberapa manfaat bagi perusahaan. Pertama, kas penting bagi sebuah perusahaan agar dapat bertahan dalam waktu lama. Kendatipun bisnis suatu perusahaan terlihat baik, jumlah kas negatif dalam jangka panjang akan menyebabkan perusahaan mengalami kebangkrutan. Kedua, kas diperlukan untuk investasi pada suatu perusahaan. Investasi biasanya membutuhkan dana yang signifikan. Oleh karena itu, tanpa kas perusahaan tidak dapat membuat investasi yang diperlukan. Ketiga, kas diperlukan untuk pengeluaran tiba-tiba (emergency funds) misalnya, apabila ada biaya hukum dan biaya tak terduga lainnya terkait dengan operasional perusahaan. Terakhir, kas juga dapat digunakan perusahaan untuk mengakuisisi perusahaan lain. Tanpa uang tunai perusahaan akan kesulitan untuk mengakuisisi perusahaan lain dengan harga yang ditentukan (Smith, 2015).
Terdapat keyakinan bahwa kas lebih berharga daripada bentuk lain dari alat investasi. Kiasan “Cash is King” merujuk pada arus kas yang kuat memungkinkan perusahaan lebih memiliki fleksibilitas dalam mengambil keputusan bisnis dan mendapatkan investasi yang potensial (thebusinessferret.com, 2016). Selain itu, Indikator aman atau tidaknya suatu perusahaan dari ancaman kebangkrutan dapat dilihat dari jumlah kas yang ada. Banyak perusaahan mengalami kebangkrutan yang disebabkan oleh jumlah kas negatif. Salah satu contohnya adalah W.T. Grant Company (USA), perusahaan ini melaporkan laba bersih yang tinggi tetapi mengalami kebangkrutan karena jumlah kas negatif.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa jumlah kas dapat mencerminkan kemampuan perusahaan untuk bertahan. Semakin banyak jumlah kas yang dimiliki maka kemungkinan perusahaan untuk dapat bertahan lebih lama pun menjadi semakin besar, begitu pula sebaliknya. Namun, jumlah kas yang banyak tidak selamanya berarti baik bagi perusahaan. Jika suatu perusahaan hanya menimbun kas dalam jumlah besar tanpa adanya upaya untuk menggunakannya maka ia akan kehilangan kesempatan untuk menginvestasikan kas tersebut. Padahal apabila diinvestasikan kas tersebut dapat meningkatkan operasi bisnis perusahaan. Oleh karena itu, diperlukan tim manajemen yang baik dalam mengelola kas suatu perusahaan sehingga tidak terjadi jumlah kas yang negatif atau berlebihan.
Author: Alvina Ulayya, Arvindya Arta Prabaswari dan Fidelia Shafira
Referensi
Smith, Kalen. (2015). Reasons Why Cash Is King for Businesses & Individuals. [online] Money Crashers. Available at: http://www.moneycrashers.com/why-cash-is-king/ [Accessed 12 Mar.2017 ]
The Business Ferret Editors . (2016). Excess Cash. [online] The Business Ferret. Available at http://thebusinessferret.com/key-financial-metrics/excess-cash/ [Accessed 11 Mar.2017]
Nice article!
Akan lebih baik lagi kalau disertai penjelasan seberapa besar komposisi kas yang harus dimiliki oleh perusahaan (rasionya terhadap jumlah aset lancar atau jumlah aset keseluruhan). Bisa pula disertai dengan perbandingan antara dua contoh perusahaan yang pengelolaan kasnya baik dan buruk.
Terima kasih untuk secercah pengetahuannya!
Terima kasih atas sarannya kak ^^