Teknologi menjadi salah satu pilar penting dalam berbagai bidang. Penggunaan teknologi ditujukan untuk membantu manusia bekerja secara efektif dan efisien. Perubahan teknologi yang cepat membuat peran teknologi semakin signifikan baik bagi perusahaan ataupun perorangan. Setiap perusahaan berlomba – lomba untuk menggunakan teknologi secanggih mungkin untuk meminimalisir kesalahan. Tidak hanya pada bidang kesehatan, pertanian, perkebunan, dan pendidikan penggunaan teknologi gencar digunakan dalam kegiatan bisnis keuangan yang dikenal dengan financial technology (fintech)
IDE Times (Accounting Article)
Editor: Intellectual Department Imagama
Pada tahun 2015, Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) resmi diterapkan di Indonesia. Dampak dari diterapkannya MEA di Indonesia salah satunya adalah banyaknya tenaga kerja luar negeri. Tenaga kerja ini dapat bekerja di delapan bidang jasa, contohnya akuntan. Akuntan Indonesia terancam kalah bersaing. Hal tersebut karena masih minimnya kesadaran para akuntan untuk memiliki pengakuan resmi terhadap kemampuannya. Mayoritas akuntan di Indonesia tidak bersertifikasi. Menurut data Pusat Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai Kementerian Keuangan (PPAJP Kemenkeu) tahun 2014, hanya terdapat kurang dari 16 ribu akuntan bersertifikasi di Indonesia. Melihat dari fenomena tersebut, sebenarnya apa sertifikasi akuntan? Seberapa penting sertifikasi tersebut sehingga akuntan harus memilikinya? Lalu, apa saja sertifikasi yang harus didapat oleh seorang akuntan?
Disunting oleh Intellectual Development Department Imagama
Di dunia akuntansi, kata expense dan cost sudah sangat tidak asing. Kedua kata tersebut selalu ada dan penting untuk diketahui baik dalam laporan keuangan korporasi, lembaga, maupun negara. Sebenarnya, apa makna dari kata cost dan expense? Apakah benar cost diartikan biaya dan expense diartikan beban? Apakah keduanya memiliki makna yang sama? Lalu, bagaimana penerapannya dalam dunia akuntansi?
Expense merupakan beban?
Dalam buku Intermediate Accounting 15th Edition oleh Donald E. Kieso, expense memiliki pengertian penggunaan lain dari aset atau jaminan utang dalam periode tertentu untuk mengirimkan, memproduksi barang, pemberian pelayanan atau lain sebagainya yang berkaitan dengan operasi utama perusahaan yang sedang berlangsung. Sementara itu menurut Suwardjono (1992), expense adalah jasa atau manfaat suatu sumber ekonomi yang telah digunakan dalam rangka menciptakan pendapatan yang merupakan tujuan setiap unit usaha.
Akuntansi, sebuah cabang ilmu dari ekonomi, mempelajari berbagai macam analisis keuangan. Perkembangan dunia teknologi yang semakin modern menuntut agar akuntansi dapat lebih memanfaatkan teknologi. Hal itu terbukti dengan adanya Artificial Intelligence (AI) yang marak diperbincangkan dalam akuntansi terutama bidang audit. Lalu, apakah yang dimaksud dengan AI serta hubungannya dengan audit?
Artificial Intelligence (AI) merupakan salah satu bidang studi mengenai pemikiran-pemikiran cerdas yang dapat digunakan sebagai bentuk untuk melakukan sebuah perhitungan (Singh and Singh, 2010). Perhitungan-perhitungan yang dilakukan oleh AI bertujuan untuk menciptakan sistem komputasi yang lebih terkendali, memudahkan pekerjaan bagi penggunanya, dan menganalisis suatu permasalahan atau dokumen. Namun, AI masih memunculkan pro dan kontra dalam implementasi di bidang audit karena kurangnya informasi yang memadai.